Laman

Senin, 26 April 2010

Sayap Cinta Sang Nabi

Dan janganlah berharap engkau dapat memilih jalan sendiri, karena cintalah,jika ia berkenan,yang akan menuntun jalanmu.

Saat cinta menuntunmu,ikutlah dengannya walaupun jalan yang harus kau tempuh berliku dan terjal.Dan saat  sayap-sayapnya merangkulmu,serahkan seluruh dirimu padanya walaupun pedang-pedang yang ada dibalik sayap-sayap akan melukaimu.
Dan seketika ia bicara padamu,percayalah walaupun suaranya akan memudarkan mimpi-mimpimu seperti Angin utara yang memporak-porandakan taman.Cinta segera memahkotaimu.Menumbuhkan dan memangkasmu.Membawa naik,membelai ujung-ujung rantingmu yang gemulai dan mengajak ke matahari.

Tapi cinta juga mencengkram,menggoyang akar-akar hingga terpisah dari bumi bagaikan seikat gandum.
Seluruh melakukan untukmu hingga kau mengerti rahasia hati sendiri, di dalam pengetahuan itu kau akan menjadi bagian hati kehidupan.Jangan biarkan rasa takut bermukim,agar kau tidak memjadikan cinta tempat mencari senang,ikuti dunia tanpa musim di saat engkau akan puas tertawa,gelak yang bukan tawamu,dan engkau akan menangis,air mata yang bukan tangismu.Cinta tak memberi apapun kecuali dirinya sendiri dan tak meminta apapun selain cinta itu sendiri.Cinta tak memiliki dan tak dimiliki karena cinta hanya untuk cinta.Saat engkau mencintai jangan ucapkan,"Tuhan ada dalam hatiku"; tapi ucapkan " Aku ada di hati Tuhan."
Dan jangan berharap engkau dapat memilih jalan sendiri, karena cintalah,jika ia berkenan, yang akan menuntun jalanmu.
Cinta tidak pernah berharap selain untuk pemenuhan dirinya tapi jika engkau mencintai dan memiliki harapan biarlah ini menjadi harapanmu; menyatu dalam diri dan menjadi anak sungai yang mengalir.Melantunkan nyanyian pada pangkuan malam.
Tersadar saat fajar dengan hati bersayap dan menghaturkan puji syukur untuk hari-hari yang diselimuti cinta;merenung diterik siang dan mendalami puncak-puncak cinta.Pulang pada petang hari dengan syukur hati terdalam.Lalu beranjak tidur dengan hizib-hizib do'a untuk yang tercinta dalam hatimu.


  • Mengintip bacaan lama.
disadur dari karya-karya Kahlil Gibran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar