Laman

Minggu, 09 Mei 2010

belajar jadi penulis

Menanti pergantian senja di dpan layar kaca.Sebuah acara yang menarik sudut mata untuk tetap bertahan menatap & mendengarnya cukup lama. mmmm...... seorang siswi kelas 5 yang sedang belajar menjadi penulis, alasannya,sungguh berbeda dari siswi yang lain, karena menulis itu sangattt....sulit, Sementara dengan menulis kita bebas berekspresi dengan kata-kata yang penuh makna.
Tahapan menulis amatlah mudah hanya terkadang kita tidak menyadarinya.
1. Bebaskan fikiran kita untuk menjelajahi semua warna kehidupan
2. Catat hal-hal yang berkesan.
3.Catat kata atau kalimat yang "beraroma" keindahan dan puitis, suka or duka.
4.Beri tanda dengan tanggal atau tema pada tiap tulisan.
5. Saat ada waktu luang gunakan untuk mengembangkan setiap kata atau kalimat yang telah tersimpan.
6.Tulislah dengan perasaan yang bebas lepas,tidak perlu kwatir akan kesalahan.
7.Koreksi kembali tulisan yang telah selesai.
8.Tanamkan dalam jiwa, bahwa belajar harus bebas,lepas & Santun.

Selamat belajar..........!

Senin, 03 Mei 2010

coffe break..............!

TERIAKAN bocah malang itu tidak juga menghentikan gerakan tangan sang ayah untuk berhenti memukuli tubuh ringkihnya. Barulah setelah tubuh itu diam tak bergerak, kesadaran si ayah langsung pulih. Apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur, nyawa pun melayang sia-sia.
Itu bukan cerita rekaan, tapi benar terjadi Desember 1984. Kasus penganiayaan terhadap Arie Hanggara yang dilakukan ayahnya, menjadi cerita memilukan. Bahkan sempat diangkat ke layar perak.

Arie menjadi korban kekerasan ayahnya yang menyebabkan nyawanya melayang. Ternyata Arie bukan anak terakhir yang mengalami nasib memilukan ini. Penyiksaan anak (child abuse) malah terjadi sepanjang tahun. Bahkan UNICEF pada 2003 melansir laporan sebanyak 3.500 anak berusia kurang dari 15 tahun tewas setiap tahun akibat perlakukan kejam.

Riset yang dilakukan UNICEF di beberapa negara itu juga menunjukkan tingkat kekerasan yang berakhir dengan kematian terjadi di negara-negara kawasan Amerika, Eropa, Pasifik, tergolong tinggi, seperti di AS, Meksiko, Portugal, Belgia, Ceko, Hongaria, Prancis, dan Selandia Baru. Namun Spanyol, Yunani, Italia, Irlandia, dan Norwegia justru tergolong rendah.

Dari temuan UNICEF, ada dua faktor penyebab terjadinya kekerasan terhadap anak. Pertama, stres dan kemiskinan. Kemudian rumah tangga yang kerap diwarnai kekerasan antara suami dan istri.

Bentuk kekerasan yang tidak tepat bisa berpengaruh buruk pada anak dalam jangka panjang. Makian kasar seperti “dasar anak sial” atau “dasar anak nakal” akan terekam kuat dalam diri si anak.

Anak yang sering dimarahi orang tuanya, apalagi diikuti dengan penyiksaan, cenderung meniru perilaku buruk (coping mechanism) seperti bulimia nervosa (memuntahkan makanan kembali), penyimpangan pola makan, anorexia (takut gemuk), kecanduan alkohol dan obat-obatan, dan memiliki dorongan bunuh diri.

“Marah merupakan hal yang normal, tapi kemarahan yang tidak tepat bisa memengaruhi kondisi psikis dan fisik anak,” ujar psikolog dari Jagadnita, Diah P Paramita dalam acara bertajuk ‘Seni bertengkar sehat dengan anak’ di Jakarta, Sabtu (30/8).

Sedangkan psikolog dari Medicare Clinic Anna Surti Ariani menambahkan, tindakan seperti mencubit atau memukul sedapat mungkin dihindari, karena sama sekali tidak perlu. “Asalkan menguasai teknik-teknik mendisiplinkan anak, 50% kenakalan anak akan teratasi,” katanya.

Menurut Nina, begitu ia disapa, mendisiplinkan anak balita harus secara konkret, seperti menunjukkan wajah cemberut. Pada usia ini mereka cenderung meniru. Hal ini sesuai dengan perkembangan kognitif anak. Sedangkan pada anak usia SD disarankan menggunakan metode broken record (piringan hitam rusak). “Ibarat piringan hitam rusak, ucapkan apa yang diinginkan orang tua berulang-ulang,” jelas Nina.

Diah pun menambahkan, marah yang bertujuan untuk mendidik dan memperbaiki kesalahan-kesalahan agar perbuatan serupa tidak terulang lagi. Kemarahan yang diekspresikan secara tidak tepat, akan memengaruhi kemampuan orang tua dalam menerapkan disiplin dan memengaruhi hubungan orang tua dengan anak.

Marah yang diikuti pemukulan menimbulkan luka batin, benci terhadap orang tua, rendah diri, antisosial, dan suka berkelahi. “Anak-anak suka meniru, kalau dipukul akan balas memukul. Selain itu memukul tidak mengubah perilaku,” sambung Diah.

Child Right Information Network–sebuah organisasi yang peduli pada nasib anak-anak– memaparkan pemukulan terhadap anak-anak (baik dengan tangan, ikat pinggang, tongkat, atau sepatu), menendang, melempar, mengguncang-guncangkan tubuh anak, mencakar, menggigit, menyuruh anak diam dalam posisi yang membuatnya tidak nyaman, bila terjadi di Eropa dapat dikenai tuduhan melakukan tindakan kriminal. Austria, Denmark, Finlandia, Islandia, Jerman, Norwegia, dan Swedia memiliki UU yang melarang keras penyiksaan fisik terhadap anak-anak.

Kekesalan orang tua bisa berdampak pada anak. Maka dari itu, orang tua harus menyelesaikan masalahnya lebih dulu. Menurut Diah, orang tua bisa mengikuti terapi untuk mengatasi kemarahan di masa lalu.

Selanjutnya melakukan identifikasi masalah di masa lalu. “Anak yang ibunya sering sekali marah akan sulit untuk disiplin,” tegasnya.

Dalam dialog tersebut juga terungkap bahwa anak yang dekat dengan orang tuanya akan jarang marah. Bila hubungan itu harmonis dan akrab, orang tua lebih mengenal karakter anak sehingga dapat menghindari kondisi pemicu pertengkaran. Diah menyarankan menarik napas setiap kali hendak marah. “Kondisikan diri untuk tidak memerhatikan hal-hal kecil yang bisa membuat marah.”

Agar hubungan orang tua-anak harmonis tingkatkan pendekatan dengan melakukan kegiatan bersama. Kemudian memberi contoh/sikap yang baik bisa meningkatkan rasa percaya diri. Meluangkan waktu untuk bermain bersama, dan memberikan tanggung jawab, membuat anak merasa spesial. “Ajak anak menyiram tanaman biarkan anak memegang selang air,” jelas Diah memberi contoh.
Selain hal yang diungkapkan di atas, Diah menyarankan orang tua menjalin komunikasi nonverbal. Yakni melakukan kontak mata saat berbicara, sikap tubuh sejajar saat berbicara (sambil duduk atau jongkok), rendahkan nada suara, berikan pelukan dan sentuhan lembut pada kepala sebagai tanda berbaikan usai memarahi.

Sumber : Media Indonesia Online&admin blog

Notes:
Jika anak dibesarkan dg celaan, ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan kebohongan, ia belajar menjadi insan munafik
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.

mentari pagi,3 Mei 2010

 Semua sudah mempersiapkan diri untuk bertugas sebagai pengibar  bendera pagi ini, saat itu siswa-siswi sudah berbaris dengan rapi lengkap dengan pimpinan upacara yang telah berada di lapangan
upacara.Hari ini upacara bendera begitu special karena sekaligus memperingati Hari Pendidikan Nasional dengan pembina upacara Bapak Ketua Yayasan.
tapi...............upzzzz.....,beberapa menit sebelum acara dimulai,seorang gadis manis,semampai,biasa aku memanggilnya "Manohara" karena memang parasnya yang cantik,perlahan tapi pasti tubuhnya dengan gemulai menyapa bumi hingga kami semua terkejut terutama aku,karena beberapa menit sebelumnya,ia bertanya mengenai letak lipatan bendera,apakah ada kekeliruan yang akan menyebabkan kesalahan pada saat pengibaran.Dengan sigap salah satu pejuang pendidikan membawa ke ruang UKS,dan satu hal yang sangat membuatku terharu adalah, dengan cepat dan sigap salah satu anggota paskibra segera  berlari mencari pengganti pada barisan peserta upacara tanpa ada rasa cemas sedikitpun.Mungkin bagi orang lain hal biasa dengan sikap dan ekspresi demikian,tapi bagiku sungguh luar biasa,"DAPAT DENGAN SEGERA MENYIKAPI KEADAAN " dengan usia yang masih dini.SELAMAT DAN SUKSES KEPADA  "PETUGAS PENGIBAR BENDERA SDI AT-TAUBAH" Teruntuk Reynara; tetap jaga kesehatan, 2 Syifa Jasmine K; Tindakan yang sangat tepat,tidak panik dalam situasi apapun,Terus melangkah jangan terhenti hanya karena kondisi dan situasi yang masih bisa diantisipasi. o.k.

Senin, 26 April 2010

Sayap Cinta Sang Nabi

Dan janganlah berharap engkau dapat memilih jalan sendiri, karena cintalah,jika ia berkenan,yang akan menuntun jalanmu.

Saat cinta menuntunmu,ikutlah dengannya walaupun jalan yang harus kau tempuh berliku dan terjal.Dan saat  sayap-sayapnya merangkulmu,serahkan seluruh dirimu padanya walaupun pedang-pedang yang ada dibalik sayap-sayap akan melukaimu.
Dan seketika ia bicara padamu,percayalah walaupun suaranya akan memudarkan mimpi-mimpimu seperti Angin utara yang memporak-porandakan taman.Cinta segera memahkotaimu.Menumbuhkan dan memangkasmu.Membawa naik,membelai ujung-ujung rantingmu yang gemulai dan mengajak ke matahari.

Tapi cinta juga mencengkram,menggoyang akar-akar hingga terpisah dari bumi bagaikan seikat gandum.
Seluruh melakukan untukmu hingga kau mengerti rahasia hati sendiri, di dalam pengetahuan itu kau akan menjadi bagian hati kehidupan.Jangan biarkan rasa takut bermukim,agar kau tidak memjadikan cinta tempat mencari senang,ikuti dunia tanpa musim di saat engkau akan puas tertawa,gelak yang bukan tawamu,dan engkau akan menangis,air mata yang bukan tangismu.Cinta tak memberi apapun kecuali dirinya sendiri dan tak meminta apapun selain cinta itu sendiri.Cinta tak memiliki dan tak dimiliki karena cinta hanya untuk cinta.Saat engkau mencintai jangan ucapkan,"Tuhan ada dalam hatiku"; tapi ucapkan " Aku ada di hati Tuhan."
Dan jangan berharap engkau dapat memilih jalan sendiri, karena cintalah,jika ia berkenan, yang akan menuntun jalanmu.
Cinta tidak pernah berharap selain untuk pemenuhan dirinya tapi jika engkau mencintai dan memiliki harapan biarlah ini menjadi harapanmu; menyatu dalam diri dan menjadi anak sungai yang mengalir.Melantunkan nyanyian pada pangkuan malam.
Tersadar saat fajar dengan hati bersayap dan menghaturkan puji syukur untuk hari-hari yang diselimuti cinta;merenung diterik siang dan mendalami puncak-puncak cinta.Pulang pada petang hari dengan syukur hati terdalam.Lalu beranjak tidur dengan hizib-hizib do'a untuk yang tercinta dalam hatimu.


  • Mengintip bacaan lama.
disadur dari karya-karya Kahlil Gibran

JADWAL UJIAN NASIONAL 2010 DAN TIPS MENGHADAPINYA


Ø   Informasi pelaksanaan UN 2010 didasarkan Peraturan Menteri (Permen) Pendidikan Nasional No 74 dan 75 tahun 2009 tentang UASBN SD/MI serta Ujian Nasional SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMK Tahun Pelajaran 2009/2010. Peraturan ini ditandatangani Menteri Pendidikan Nasional Prof. Bambang Sudibyo pada 13 Oktober 2009, seminggu sebelum diganti dengan Mendiknas Prof. Muh Nuh Kabinet Indonesia Bersatu II.

* Tingkat SMA/MA, SMALB, dan SMK
o UN Utama : 22 – 26 Maret 2010
o UN Ulangan : 10 – 14 Mei 2010
* Tingkat SMP/MTs dan SMPLB
o UN Utama : 29 Maret – 1 April 2010
o UN Ulangan :7 – 20 Mei 2010
* Tingkat SD/MI
o UN Utama : 4 – 6 Mei 2010

Tips Untuk Menghadapi Ujian Nasional
Ø  Datanglah dengan persiapan yang matang dan lebih awal.Bawalah semua alat tulis yang kamu butuhkan, seperti pensil, pulpen, jam (tangan), penghapus, tip ex, penggaris, dan lain-lainnya. Perlengkapan ini akan membantumu untuk tetap konsentrasi selama mengerjakan ujian.
Ø  Tenang dan percaya diri.
Ingatkan dirimu bahwa kamu sudah siap sedia dan akan mengerjakan ujian dengan baik.
Ø  Bersantailah tapi waspada.
Pilihlah kursi atau tempat yang nyaman untuk mengerjakan ujian( biasanya sudah ditentukan sesuai dengan nomor ujian ). Pastikan kamu mendapatkan tempat yang cukup untuk mengerjakannya. Pertahankan posisi duduk tegak.
Ø  Preview soal-soal ujianmu dulu (bila ujian memiliki waktu tidak terbatas)
Luangkan 10% dari keseluruhan waktu ujian untuk membaca soal-soal ujian secara mendalam, tandai kata-kata kunci dan putuskan berapa waktu yang diperlukan untuk menjawab masing-masing soal. Rencanakan untuk mengerjakan soal yang mudah dulu, baru soal yang tersulit. Ketika kamu membaca soal-soal, catat juga ide-ide yang muncul yang akan digunakan sebagai jawaban.
Ø  Jawab soal-soal ujian secara strategis.
Mulai dengan menjawab pertanyaan mudah yang kamu ketahui, kemudian dengan soal-soal yang memiliki nilai tertinggi. Pertanyaan terakhir yang seharusnya kamu kerjakan adalah:
o soal paling sulit
o yang membutuhkan waktu lama untuk menulis jawabannya
o memiliki nilai terkecil
Ø  Ketika mengerjakan soal-soal pilihan ganda, ketahuilah jawaban yang harus dipilih/ditebak.
Mula-mula, abaikan jawaban yang kamu tahu salah. Tebaklah selalu suatu pilihan jawaban ketika tidak ada hukuman pengurangan nilai, atau ketika tidak ada pilihan jawaban yang dapat kamu abaikan. Jangan menebak suatu pilihan jawaban ketika kamu tidak mengetahui secara pasti dan ketika hukuman pengurangan nilai digunakan. Karena pilihan pertama akan jawabanmu biasanya benar, jangan menggantinya kecuali bila kamu yakin akan koreksi yang kamu lakukan.
Ø  Ketika mengerjakan soal ujian esai, pikirkan dulu jawabannya sebelum menulis.
Buat kerangka jawaban singkat untuk esai dengan mencatat dulu beberapa ide yang ingin kamu tulis. Kemudian nomori ide-ide tersebut untuk mengurutkan mana yang hendak kamu diskusikan dulu.
Ø  Ketika mengerjakan soal ujian esai, jawab langsung poin utamanya.
Tulis kalimat pokokmu pada kalimat pertama. Gunakan paragraf pertama sebagai overview esaimu. Gunakan paragraf-paragraf selanjutnya untuk mendiskusikan poin-poin utama secara mendetil. Dukung poinmu dengan informasi spesifik, contoh, atau kutipan dari bacaan atau catatanmu.
Ø  Sisihkan 10% waktumu untuk memeriksa ulang jawabanmu.
Periksa jawabanmu; hindari keinginan untuk segera meninggalkan kelas segera setelah kamu menjawab semua soal-soal ujian. Periksa lagi bahwa kamu telah menyelesaikan semua pertanyaan. Baca ulang jawabanmu untuk memeriksa ejaan, struktur bahasa dan tanda baca. Untuk jawaban matematika, periksa bila ada kecerobohan (misalnya salah meletakkan desimal). Bandingkan jawaban matematikamu yang sebenarnya dengan penghitungan ringkas.
Ø  Analisa hasil ujianmu.
Setiap ujian dapat membantumu dalam mempersiapkan diri untuk ujian selanjutnya. Putuskan strategi mana yang sesuai denganmu. Tentukan strategi mana yang tidak berhasil dan ubahlah. Gunakan kertas ujian sebelumnya ketika belajar untuk ujian akhir.
 Ø  Berdo’a sebelum dan sesudah mengerjakan ujian.


Dikutip dari berbagai sumber
Note:
U/ siswa/i  SDI AT-TAUBAH PULOMAS. JAKARTA TIMUR.
“DETIK-DETIK MENJELANG UASBN 2010, TETAP BERDO’A & BERUSAHA DENGAN SATU KEYAKINAN, PASTI BISA...........................................!”

10 ciri guru profesional


Selesai aktifitas siang ini,upz.....tiba-tiba seorang siswa bertanya dengan raut wajah yang lugu;"apa sih syarat seorang guru&bagaimana ciri guru  profesional?" pertanyan yang kreatif.wow....,ternyata "bintang kecil" yang satu ini memiliki cita-cita mulia,menjadi seorang pendidik yang berguna.Nak, ini beberapa ciri guru profesional,teruskan semangat untuk meraih harapan & cita-citamu!

1. Selalu punya energi untuk siswanya
Seorang guru yang baik menaruh perhatian pada siswa di setiap percakapan atau diskusi dengan mereka. Guru yang baik juga punya kemampuan mendengar dengan seksama.
2. Punya tujuan jelas untuk Pelajaran
Seorang guru yang baik menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap pelajaran dan bekerja untuk memenuhi tujuan tertentu dalam setiap kelas.
3. Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan disiplin yang efektif sehingga bisa  mempromosikan perubahan perilaku positif di dalam kelas.
4. Punya keterampilan manajemen kelas yang baik
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik dan dapat memastikan perilaku siswa yang baik, saat siswa belajar dan bekerja sama secara efektif,  membiasakan menanamkan rasa hormat kepada seluruh komponen didalam kelas.

5. Dapat berkomunikasi dengan Baik Orang Tua
Seorang guru yang baik menjaga komunikasi terbuka dengan orang tua dan membuat mereka selalu update informasi tentang apa yang sedang terjadi di dalam kelas dalam hal kurikulum, disiplin, dan isu lainnya. Mereka membuat diri mereka selalu bersedia memenuhi  panggilan telepon, rapat, email dan sekarang, twitter.
6. Punya harapan yang tinggi pada siswanya
Seorang guru yang baik memiliki harapan yang tinggi dari siswa dan mendorong semua siswa dikelasnya untuk selalu bekerja dan mengerahkan potensi terbaik mereka.
7. Pengetahuan tentang Kurikulum
Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan mendalam tentang kurikulum sekolah dan standar-standar lainnya. Mereka dengan sekuat tenaga  memastikan pengajaran mereka memenuhi standar-standar itu.
8. Pengetahuan tentang subyek yang diajarkan
Hal ini mungkin sudah jelas, tetapi kadang-kadang diabaikan. Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan yang luar biasa dan antusiasme untuk subyek yang mereka ajarkan. Mereka siap untuk menjawab pertanyaan dan menyimpan bahan menarik bagi para siswa, bahkan bekerja sama dengan bidang studi lain demi pembelajaran yang kolaboratif.
9. Selalu memberikan yang terbaik  untuk Anak-anak dan proses Pengajaran
Seorang guru yang baik bergairah mengajar dan bekerja dengan anak-anak. Mereka gembira bisa mempengaruhi siswa dalam kehidupan  mereka dan memahami dampak atau pengaruh yang mereka miliki dalam kehidupan siswanya, sekarang dan nanti ketika siswanya sudah beranjak dewasa.
10. Punya hubungan yang berkualitas dengan Siswa
Seorang guru yang baik mengembangkan hubungan yang kuat dan saling hormat menghormati dengan siswa dan membangun hubungan yang dapat dipercaya.

Disarikan dari situs 

1. Apple 4 teacher


Minggu, 25 April 2010

Kembali pada jiwa GURU

Saat  santai menjelang beranjaknya perputaran waktu, Sahabat yang telah lama tak bertemu, Alhamdulillah, dipertemukan pada senja ini, dengan berbagai macam cerita ,&pengalaman.Dari pengalaman dan cita-cita semula hingga akhirnya berlabuh di "Dermaga Pendidikan" pada akhirnya asik dengan pembahasan mengenai pendidikan dan penunjangnya.
Berbicara mengenai pendidikan, maka tidak terlepas pembicaraan mengenai guru sebagai salah satu pelaku pendidikan. Peran guru sangat berpengaruh terhadap segala proses pendidikan. Berhasil tidaknya suatu pendidikan berada di tangan para guru.
Meskipun, ada beberapa pihak yang mengatakan, bahwa peran guru dapat digantikan oleh media. Apalagi sekarang, telah marak berbagai media. Dari yang klasik sampai yang sangat modern. Dari serba biasa sampai yang serba bisa. Akan tetapi, agaknya perlu juga kita pahami, peran guru seperti apakah yang mampu digantikan oleh media (baca: media pembelajaran)?
Secara fitrah, peran guru ada tiga macam :

      1.       Pertama, guru berperan sebagai pengajar. Dalam hal ini, guru bertugas menyampaikan berbagai materi dan informasi. Guru memberikan ilmu berdasarkan apa yang diketahuinya. Masih ditambah pula berbagai wawasan dari sumber-sumber, buku, dan referensi lain. Peran guru ini adalah juga merupakan peran kognitif.
2.    Kedua, guru berperan sebagai pembimbing. Tugas atau peran ini lebih sulit daripada peran mengajar. Membimbing berarti mengarahkan. Tugas pengajaran ini dianggap berhasil jika siswa mampu memahami dan mengerti pengetahuan yang diberikan guru. Hal itu berarti, guru tidak hanya sekadar menjadi penyampai atau ‘penceramah’ semata, tetapi juga harus memiliki sifat keibuan atau kebapakan yang menjadikan siswa mampu menerapkan materi kepada aplikasi nyata. Inilah tugas guru sebagai pendorong sisi psikomotor.
3.       Ketiga, Guru sebagai pendidik. Inilah peran paling sulit di antara semua peran guru. Jika dalam hal mengajar, guru cukup sekadar menyampaikan. Dalam perannya sebagai pembimbing, cukuplah pemahaman dan kepahaman siswa menjadi tolok ukurnya. Adapun dalam perannya sebagai pendidik, guru harus mampu mempersiapkan siswa agar bisa menjadi manusia seutuhnya. Guru harus menyiapkan generasi pemimpin masa depan, kader bangsa yang didambakan masyarakat. Keberhasilan peran ini tidak hanya jangka pendek saja, namun mencakup jangka panjang lintas generasi. Bisa jadi, proses pendidikan sekarang akan dapat dituai hasilnya beberapa tahun mendatang, atau bahkan beberapa keturunan sesudahnya. Inilah yang sulit.
Jika ada orang yang menganggap bahwa peran guru bisa digantikan oleh media, hal itu belum sepenuhnya dapat dibuktikan. Peran guru yang mampu digantikan oleh media hanyalah perannya sebagai pengajar. Dan memang, pengajaran dan pembelajaran bisa dilakukan di mana saja, ada ataupun tidak ada guru. Adapun peran guru yang lain yakni sebagai pembimbing apalagi pendidik, mustahil akan dapat digantikan oleh media manapun.
Menyikapi hal tersebut, alangkah bijaknya jika para guru berinstrospeksi terhadap dirinya sendiri. Sudahkah ketiga peran itu dimainkan dengan baik dan memuaskan? Atau justru peran yang berjalan hanyalah sebagai pengajar tanpa mempedulikan peran-peran lainnya?
Guru. ‘Digugu dan  ditiru’, begitu istilah dalam bahasa Jawa. Itu tentu saja mengindikasikan bahwa dalam pribadi seorang guru haruslah selalu terdapat teladan di dalamnya. Harus ada sisi kehidupan yang lebih baik di antara lingkungan sekitarnya. Juga harus senantiasa menjadi penengah dalam berbagai problem, baik secara khusus di lingkungan sekolah maupun secara umum dalam masyarakat.
Di sekolah, guru harus mampu mengajar, membimbing, dan mendidik siswa. Apalagi sekarang, eksistensi guru benar-benar terjamin dengan adanya Undang-Undang Guru dan Dosen. Jangan sampai guru hanya mengejar penghasilan semata tanpa memikirkan kualitas diri. Jika dulu guru mengajar seadanya, maka sekarang guru haruslah mengajar secara kreatif. Jika dulu guru hanya sekadar ‘ceramah’ satu arah dalam mengajar, maka sekarang haruslah berusaha memotivasi keaktifan siswanya.
Guru pun harus mampu totalitas di bidangnya. Kehidupan yang telah terjamin hendaknya mampu menjadikan guru berkonsentrasi dan fokus untuk meningkatkan kemampuannya. Dan akhirnya, guru benar-benar layak untuk digugu dan ditiru.
Dalam kehidupan bermasyarakat, seorang guru biasanya juga dijadikan tolok ukur akhlak oleh orang-orang di sekitarnya. Sebutan ‘Pak Guru’ atau ‘Bu Guru’ seolah membuka paradigma masyarakat bahwa orang tersebut pantas dicontoh. Bagaimana tidak? Anak-anak umumnya lebih percaya dengan gurunya dibandingkan dengan orang tuanya. Oleh karena itu, hendaknya guru jangan sampai mengecewakan orang lain. Sebaik-baik orang adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain. Dan ucapan yang paling baik adalah ajakan kepada kebenaran.
Semoga guru bisa menjadi figur kebanggaan masyarakat.Karena pekerjaan guru adalah “PANGGILAN JIWA” dengan title "pahlawan pendidikan"

Untukmu Guru, selamat  Hari Pendidikan Nasional.....!